Cindy

Hari ini rencananya Cindy rencananya ada kegiatan rekreasi. Akan tetapi aku membatalkannya karena badannya tiba-tiba panas. Lalu kuputuskan untuk membeli bubur dan menyuapinya agar ia bisa segera minum obat. 

Hal ini terlihat sederhana bukan ? 
Namun bagiku ini adalah hal yang berat. Bukan karena merawat anaknya. Tetapi melalui keputusan-keputusan yang telah lama aku siapkan. 

Ini hal yang panjang, pulang yang tertunda, janji yang dibatalkan, serta kegalauan lainnya. Hanya untuk memutuskan apa aku bisa mendampingi Cindy di kegiatan rihlahnya Minggu ini. Serta persiapan-persiapan lainnya untuk kebutuhan rihlah. 

Aku bisa saja menitipkan Cindy pada yang lain. Kebetulan ada Mbak-mbak yang juga mendampingi anaknya. Tentu sangat bisa, akan tetapi aku merasa Cindy akan sangat berbeda apabila denganku. Akan sangat berbeda memori yang kami bangun. Berdasar pemikiran tersebut aku mantap memilih untuk tetap disini. 

Qadarullah, Cindy sakit pagi ini. Sehingga kegiatan tersebut dan semua rencana batal. Menyesal ? Iya sedikit. Tetapi itu tidak berpengaruh pada apapun. Justru aku mendapati momen yang lebih bermakna. Dia lebih banyak bercerita dan dengan setrika baju aku mendengarkan hahaha. Terlihat sederhana bukan ? Tetapi bagiku ini tidak sesederhana itu. Aku yang cenderung cuek, menjadi paham bahwa anak ini hanya ingin didengarkan ceritanya. Dilihat tingkahnya, dibelai rambutnya, ditatap matanya. Aku memang sangat masih belajar memahami anak kecil. Ini susah bagiku. Maka hal sederhana itu menjadi sangat berarti. Aku belajar lebih. Terimakasih Cindy sudah mengajariku kehangatan. 

Aku menulis ini bukan untuk menunjukkan aku yang terbaik, bukan. Justru sangat bukan. Aku hanya ingin menjadikan tulisan ini sebagai pengingat bahwa aku yang memilih ini. Aku yang memilih untuk mendampingi Cindy, aku yang memilih untuk merawatnya ketika sakit, aku yang memilih untuk mendengarkan semua ceritanya, aku yang memilih untuk menatap matanya. Aku yang memilih untuk membelai rambutnya. Iya. Aku memilihnya. Maka ketika aku mengingat itu tidak ada sedikit penyesalan dalam diriku. Aku yang memilih ini. Maka aku siap dengan apapun yang terjadi pada semua pilihanku. 

Berat? Iya
Susah ? Iya
Lelah ? Iya

Tapi hei! Jangan hanya itu yang ditanyakan. Lainkali tanyakan padaku 

Apa kamu bahagia? IYA. 

Dan itu mengalahkan semuanya.