Dibalik Wisuda Tahfidz Annisa
Hai.. tiba juga di hari wisuda adik aku yang paling cantik hehe. Kami berangkat sejak pagi. Dengan naik grab car kami berangkat menuju tempat wisuda Sasa di daerah .... Iyap, selama kami berada di sini Gocar adalah kendaraan yang aman karena mudah diakses dan tepat sasaran lah yaa.. Jujur aku gaada gambaran bakalan kayak gimana acara wisudanya karena memang ini pengalaman pertama aku dan keluargaku haha. Tapi kami tetap excited. Aku berangkat dengan perasaan yang bahagia dan bangga. Melihat adikku yang telah berjuang sedemikian rupa hingga mampu menyelesaikan hafalan Qur'annya. Bagiku menghafal adalah hal yang sulit. Aku membutuhkan waktu 3 tahun hanya untuk menghafal juz 30 dan 29 yang sekarang sepertinya mulai memudar. Sedih rasanya. Tapi berada di titik ini aku senang dan bangga melihat adikku. Meski teman seusianya sudah mulai banyak yang kuliah, kerja dia masih mau berjuang untuk menghafalkan Quran.
Tidak apa meski tidak sama seperti yang lainnya. Ucapku padanya. Dia punya waktunya sendiri untuk bersinar. Aku yakin adikku akan jadi orang yang hebat suatu saat nanti. Apapun nanti rencana selanjutnya aku akan mengikutinya, aku akan mendukungnya selama itu dalam kebaikan. Aku akan mengusahakannya. Iyaa, aku bekerja untuk keluargaku. Sandwich Generation emang ga mudah. Tapi selama untuk keluarga aku yakin harta yang berkah jauh lebih berharga.
Rangkaian acara wisuda ini sangat hangat selain memang Jakarta yang panas yaaa. Tetapi rasa haru dan bangga pada para wisudawan itu benar-benar nyata. Sembari menikmati acara aku merenungkan bagaimana perasaan kedua orang tuaku. Apa mereka senang ? apa mereka bangga ? Aku yakin adik-adikku adalah orang yang hebat. Kami akan saling menguatkan mulai sekarang hingga nanti kami di masa tua. Momen seperti adalah sesuatu yang langka. Yang jika bukan karena Sasa aku tidak akan rela berbagi tabungan ujian IELTS ku untuk menghadirkan kedua orang tua kami di wisudanya. Banyak hal yang dikorbankan, tetapi tidak apa. Uang bisa dicari, kebahagiaan ini belum tentu terulang lagi.
Dalam bersaudara kami memang tidak sempurna. LDR selama bertahun-tahun tak menjadi masalah. Aku berusaha untuk menjaga hubungan ini agar selalu erat. Agar selalu rukun. Karena kami hanya punya kami. Kedua orang tua kami tidak dihitung yaa hahaha. Iya karena sejatinya anak akan memiliki jalannya sendiri. Kelak kami mungkin akan terpisah ketika menjadi istri dan ikut suami. Sehingga di masa muda seperti ini, aku memaksimalkan waktuku untuk mereka. Mengusahakan apa yang terbaik bagi mereka. Dan wisuda ini, just wanna say to the world that i'm lucky to have them in my live.
Jujur, aku terharu banget ketika melihat bapak dan ibu kompak seperti ini. Sambil berfikir, apa mereka bangga ya punya anak kami ? apa mereka senang ya berada di sini? Melihat seperti ini kadang aku mau ngucapin terimakasih sama ibuk aku, karena mampu melewati masa sulit terdahulu. Andaikan ibuku tidak mampu melewati masa sulit itu, aku tidak membayangkan apa yang terjadi saat ini. Haha. Allah beri ibu aku surga terbaikMu yaa..
Dan yaa, itu dia cerita di hari wisuda adikku. Alhamdulillah acara berjalan lancar. Aku senang dan terharu. Semoga ini menjadi awal yang baik bagi adiku dan keluargaku di masa depan. Semoga ilmu yang diperoleh adikku bermanfaat untuk banyak orang. Semoga adikku menjadi anak yang sholiha dan menciptakan generasi sholih--sholiha nantinya hehe. Alhamdulillah Ya Allah. MasyaAllah Tabarakallah.
Pak, Buk, Anakmu wisuda
Bintaro- Tangerang Selatan