Ketika Pagi Datang

foto hanya pemanis kayak orangnya haha


Ini menyedihkan. Menyadari betapa bodohnya aku di depan dirimu. Kamu harusnya bilang saja jika memang bukan aku orang yang kau ingin. Kenapa repot repot membuat perasaan yang tidak ingin kau perjelas. 

Beruntung kesibukanku mampu mengalahkanmu. Jujur aku tidak mengapa jika memang itu bukan aku. Aku hanya menyesal betapa bodohnya aku ketika bercerita pada kawan-kawanku tentang dirimu. 

Mereka menyadarinya. Aku saja yang memang buta. lagipula jika memang waktunya. Kita akan menemukan pengganti kita. Aku tidak sedih tidak pula menyesal pada perasaan-perasaan semu itu. Aku menikmatinya. 

Aku memang mengikhlaskanmu dengan pilihanmu. Karena aku menyadari bahwa sedari awal kita memang tak bisa bersama.

Pada akhirnya kita memang akan saling melepas. tidak apa. Kau tidak salah. Perasaanku pun juga tidak salah. 
Tidak ada yang patut disalahkan dalam keadaan seperti ini. 

Terima dan sadari. Itu memang bagian dari masa lalu. Aku tak mungkin menghilangkannya. Tidak. Aku akan menyimpannya. Sebagai bagian dari perjalanan kisahku lainnya. 

Kau memang pernah ada. Tak apa. Bukankah setiap orang akan datang dan pergi pada setiap kisah. Tak apa. Serius. 
Aku benar-benar mengikhlaskanmu. Kau boleh pergi. Bahagialah dengannya. 

Aku ? Ah kau boleh menjadikan aku pada bagian kisahmu. Atau boleh saja kau hapus. Aku tak ingin memikirkan itu. Tidak penting bagiku bagaimana kau melihatku. Sungguh aku akan baik baik saja. 
Karena memang begitulah aku memilih jalan kisah ini. Jadi, aku memang sudah paham. Hal seperti ini pasti terjadi.

Hei, untuk apa tetap disini ? Pergi saja. Kita berdua akan baik baik saja. Baik di masa lalu, masa kini atau masa depan. 
Sampai jumpa. Semoga kita selalu bahagia.